Begini Kronologi Penyebaran Antraks di Gunung Kidul Yang Sebabkan 3 Orang Meninggal

Petugas menggunakan APD sedang memeriksa hewan ternak. Foto: harianjogja

indonesiatodays.net – Kementerian Kesehatan RI mengungkap kronologi penyebaran antraks yang telah menyebabkan tiga korban jiwa di Gunung Kidul, Yogyakarta. Penularan penyakit ini terjadi melalui bakteri Bacillus Anthracis yang ditularkan dari hewan ternak ke manusia.

Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, menjelaskan bahwa serangkaian peristiwa kematian hewan ternak telah terjadi di lokasi tersebut sebanyak lima kali antara bulan Mei hingga awal Juni 2023. Sapi dan kambing yang menjadi korban ternyata milik warga berinisial KR dan SY. Sapi dilaporkan mati pada tanggal 18 Mei, 22 Mei, dan 26 Mei, sedangkan kambing yang mati terjadi pada 20 Mei dan 2 Juni.

“Kronologi dimulai dengan kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR pada 18 Mei 2023, kemudian sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga untuk dikonsumsi. Hal ini menjadi salah satu penyebab penyebaran kasus,” ungkap Imran dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (6/7/2023).

Imran menyebutkan bahwa salah satu pasien yang meninggal adalah seorang pria berinisial WP (72) yang merupakan warga Candirejo Semanu, Gunung Kidul. Pasien ini terlibat dalam proses penyembelihan hewan sapi milik SY yang mati pada 22 Mei. Setelahnya, pasien jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pati Rahayu. Gejala yang dialami termasuk gatal-gatal, pembengkakan, dan luka khas dari antraks jenis kulit.

WP kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito untuk pengambilan sampel darah dengan diagnosis suspek antraks pada Senin (3/6/2023). “Bapak WP meninggal pada 4 Juni 2023,” tambahnya.

Imran juga menjelaskan bahwa kejadian antraks di Yogyakarta hampir terjadi setiap tahun, seperti pada tahun 2019 dengan 31 kasus dan tahun 2022 dengan 23 kasus, meskipun selama ini belum ada laporan kematian terkait penyakit tersebut.

“Baru pada tahun 2023 ini terdapat tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu kasus (WP) telah dikonfirmasi melalui hasil pemeriksaan laboratorium, sedangkan dua kasus lainnya belum sempat diperiksa karena pasien meninggal dengan cepat,” jelasnya.

Menurut Imran, tim investigasi kasus antraks di Yogyakarta telah memastikan bahwa kedua pasien tersebut sebelumnya memiliki riwayat kontak dengan sapi yang terinfeksi antraks.

Penulis: LendraEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *