Trenggalek, Kisah sosok pemuda desa yang ikut ambil bagian tanpa pamrih disaat berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di era tahun 1998. Pemuda yang terlahir di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) saat melihat hiruk pikuk munculnya partai baru tergugah jiwanya untuk ikut ambil bagian dalam berbagai acara PKB utamanya saat acara yang melibatkan masa.
Tanpa ada perintah dan komando dari siapapun pemuda tersebut selalu ikut dalam kegiatan, baik dalam konvoi atau sekedar hadir dalam pertemuan terbuka.
Kisah pilu Pemuda saat ikut kegiatan PKB.
Suatu hari saat mendengar ada pengeras suara di jalan raya “hidup PKB” tanpa berpikir panjang langsung stater motor Yamaha Alfa ikut konvoi keliling kampung. Pemuda tersebut tak menghiraukan apakah BBM dalam tangki isi atau kosong. Sedang dalam agenda tersebut juga murni swadaya tanpa ada bantuan dari pihak panitia sepeserpun pokoknya jalan.
Disaat asik-asiknya perjalanan sambil geber gasnya tiba-tiba motor alfa nya mati dengan sigap pemuda tersebut menepi ternyata BBM dalam tangki habis. Dengan menyulut sebatang rokok pemuda mulai panik karena serupiahpun dompet pemuda tersebut tak ada uangnya, hanya berisi STNK.
Dalam kondisi kepanikan ada salah seorang peserta konvoi yang menghampirinya tau BBM motornya habis dibelikan satu botol cukup untuk melanjutkan perjalanan sampai tempat acara.
Tak berhenti sampai disitu dilain hari pemuda tersebut masih terus mengikuti acara PKB dalam segala kegiatan, baik konvoi atau pertemuan terbuka. Hingga suatu ketika dalam mengikuti konvoi motor Yamaha Alfanya mesinya pecah karena kehabisan oly samping.
Atas kejadian tersebut Orang tua pun marah sampai pemuda tersebut tak berani pulang ke rumahnya beberapa hari. Namun apapun ulah seorang anak yang namanya orang tua tetap sayang. Suatu ketika orang tua bilang bawa ke bengkel motormu perbaiki sudah tak jualkan kayu di ladang. Ada rasa yang tidak menentu dalam benak pemuda tersebut karena untuk perbaiki motor yang ia pakai konvoi rusak harus jual kayu, tapi apa mau dikata karena pemuda tersebut juga belum bekerja.
Apakah itu pengorbanan karena kebodohan atau panggilan naluri seorang yang lahir dari darah NU untuk mendukung PKB sampai pemuda tersebut berusia diatas 50 tahun tak menemukan jawaban.
Dilain sisi sosok pemuda yang saat ini yang sudah dipanggil Kakung (kakek) dalam 27 tahun perjalanan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merasa bangga karena PKB telah hadir dan berperan penting dalam perpolitikan Indonesia, sekaligus menunjukkan kemampuannya dalam menjaga konsistensi dan kontribusi bagi pembangunan nasional.
PKB yang didirikan pada 23 Juli 1998 oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai partai politik yang memperjuangkan nilai-nilai Islam moderat dan demokrasi.
Dimana sosok pejuang PKB yang tanpa pamrih menilai, pendirian PKB merupakan bagian dari upaya NU untuk berperan aktif dalam perpolitikan nasional pasca Orde Baru.
Sejak berdiri, PKB telah menjadi salah satu partai politik yang berpengaruh di Indonesia. Partai ini telah berhasil meraih kursi di parlemen dalam berbagai pemilu dan pernah mengusung kandidat presiden dan wakil presiden.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan PKB untuk beberapa alasan penting. Pertama, PKB merawat pluralisme dan multikulturalisme Indonesia. PKB adalah partai Islam yang penting di Indonesia, yang berperan penting dalam mempersatukan bangsa yang multikultural.
PKB memperjuangkan nilai-nilai Islam moderat dan toleran, yang menjadi karakteristik mayoritas umat Islam di Indonesia.
Sebagai partai yang berakar dari NU, PKB memegang teguh komitmen terhadap Pancasila, NKRI, demokrasi, multikultural, dan pluralisme di Indonesia.
Ia berharap semoga PKB bisa menjadi inisiator bagi partai Islam lain untuk menjadi garda terdepan menjaga multikulturalisme di Indonesia.
Sekalipun sosok pemuda yang pernah ikut berperan dalam berdirinya PKB tidak pernah masuk ataupun berperan aktif dalam kepengurusan PKB dalam segala tingkatan di hari lahirnya PKB tetap menyelipkan Doa semoga PKB menjadi partai yang amanah.
Hancurnya satu-satunya motor Yamaha Alfa menjadikan kenangan yang tidak terlupakan sebagai bentuk perjuangan ikhlas terhadap PKB yang tanpa ia sadari.
Penulis: jihad