Nasional, indonesiatodays.net – Ketua Umum relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet), Silfester Matunina menyinggung dugaan adanya praktik mafia tanah dalam pelaksaanaan pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan Silfester menyebut jika pembangunan kampus yang masuk dalam Program Strategis Nasional itu menyengsarakan ahli waris pemilik tanah Kampung Bojong Malaka, Depok, Jawa Barat.
“Ahli waris pemilik tanah adat Kampung Bojong-Bojong Malaka itu tidak diakui sebagai pemilik tanah tersebut padahal mereka memiliki bukti sejarah tentang hak dan kepemilikan tanah. Oleh karena demikian maka saya mohon kiranya bapak Presiden berkenan menyikapi semua permasalahan rakyat tersebut dengan cara bijaksana dan adil,” kata Silfester di podium dalam acara Rembuk Nasional Relawan Solmet yang digelar di Gedung Putih Tio Ma, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).
Di lain kesempatan, Silfester menyatakan akan berjuang membantu perjuangan ahli waris. Sebagai langkah pertama, Silfester akan melaporkan polemik tersebut ke Jokowi.
Kuasa hukum ahli waris, Yoyo Effendi menyatakan kekagumannya atas upaya yang dilakukan Silfester dengan melaporkan permasalahan kliennya ke Jokowi.
“Beliau sudah membuktikan konsistensi ucapannya. Di hadapan pak presiden beliau laporkan kasus tanah Bojong seperti apa yang beliau janjikan kepada ahli waris,” ucap Yoyo di lokasi acara.
Dari informasi yang di peroleh Yoyo, berkas kasus tanah Bojong telah di serahkan langsung kepada ajudan presiden.
“Berkas kasus tanah Bojong sudah diserahkan kepada pak Presiden lewat ajudan” ujar Yoyo.
Sebelumnya, ratusan ahli waris tanah hak milik adat Kampung Bojong-Bojong Malaka Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat mendatangi pembangunan kampus UIII, Kamsi (9/3/2023).
Yoyo mengatakan aksi penggerudukan itu dilakukan karena ahli waris belum mendapat ganti rugi atas pembangunan kampus UIII. (len/red)
