TRENGGALEK – Kegembiraan terpancar dari wajah Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohamad Natanegara, ketika menerima dua penghargaan sekaligus dari tangan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Di ballroom megah Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Minggu (14/9) kemarin, momen bersejarah itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Trenggalek.
Dua penghargaan yang diraih: Juara 3 Zona Khas/Wisata Ramah Muslim dan Juara 2 Inovasi di Sektor Ekonomi Syariah, bukan sekadar piala atau sertifikat. Ini adalah pengakuan atas kerja keras seluruh elemen masyarakat Trenggalek yang telah bahu-membahu membangun daerahnya dengan nilai-nilai syariah.
Dari Hati untuk Hati Rakyat. “Penghargaan ini tentunya kami dedikasikan untuk seluruh masyarakat Trenggalek,” ujar Mas Syah dengan suara bergetar.
Matanya berbinar ketika mengenang perjuangan panjang yang telah dilalui bersama warganya. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk penghargaan ini.” ungkapnya
Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa 2025 memang bukan ajang sembarangan. Sebagai bagian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) berskala nasional, kompetisi ini mempertemukan daerah-daerah terbaik se-Indonesia dalam mengembangkan ekonomi berbasis syariah.
Lebih dari Sekadar Wisata Halal Gubernur Khofifah dalam sambutannya menekankan pentingnya zona wisata ramah muslim bukan hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat muslim. “Ini bukan sekadar label,” katanya dengan penuh semangat, “tapi jaminan nyata bagi umat.”
Yang menarik, Khofifah bahkan mengakui sempat terkejut mengetahui bahwa batik pun bisa “tidak halal” karena pewarna yang digunakan.
“Awalnya saya bingung, apa ada batik yang tidak halal? Ternyata bahan baku cat yang digunakan bisa mengandung campuran yang tidak halal,” ungkapnya sambil tersenyum.
Mimpi Besar dari Trenggalek
Bagi Mas Syah, penghargaan ini bukan titik akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang.
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperbaiki diri, bekerja lebih baik untuk masyarakat Trenggalek,” katanya dengan mata yang penuh tekad.
Visi besarnya sederhana namun mulia: memperluas zona wisata ramah muslim dan mendorong ekonomi syariah hingga ke pelosok Trenggalek. Bayangkan, dari warung kopi hingga industri batik, semua akan beroperasi dengan prinsip halal yang memberikan ketenangan batin bagi konsumen.
Harapan dari Rumah ke Rumah Para pedagang kecil di Trenggalek kini punya alasan baru untuk optimis. Program zona wisata ramah muslim dan inovasi ekonomi syariah yang dijalankan pemerintah daerah membuka peluang besar bagi UMKM untuk berkembang. Tidak hanya soal profit, tapi juga ketenangan hati karena menjalankan usaha sesuai syariat.
“Rasulullah mengajarkan kepada kita makanan dan minuman yang kita makan nantinya akan menjadi darah dan daging. Maka apakah yang kita makan ini sudah halal?” pesan Khofifah yang dalam dan menyentuh hati.
Dari Surabaya, semangat itu kini dibawa pulang ke Trenggalek. Bukan hanya sebagai kebanggaan, tetapi sebagai tanggung jawab besar untuk terus melayani masyarakat dengan hati yang ikhlas dan langkah yang pasti. (ji/red)