Jawa Barat, indonesiatodays.net – Rumah Sakit EMC Cikarang, yang merupakan bagian dari Grup EMC Healthcare, mencatatkan sejarah baru dalam dunia medis dengan berhasil melakukan operasi bypass jantung koroner pertama di Kabupaten Purwakarta, Karawang, dan Bekasi (Purwabeka), Provinsi Jawa Barat. Tim medis yang dipimpin oleh dr. Marolop Pardede, Sp.BTKV, Subsp.VE (K),MH dari Heart and Vascular Center RS EMC Cikarang, berhasil melakukan operasi ini dengan tingkat keberhasilan mencapai 100%.
Prosedur operasi bypass jantung koroner, atau lebih dikenal dengan istilah medis Coronary Artery Bypass Graft (CABG), dilakukan pada pasien-pasien pria dan merupakan langkah medis yang sangat signifikan. Dalam operasi ini, tim medis menggunakan alat canggih seperti mesin jantung dan paru-paru untuk memastikan keberhasilan prosedur ini.
Menurut dr. Marolop Pardede, CABG adalah prosedur yang menciptakan jalur baru di sekitar arteri koroner yang tersumbat akibat penumpukan lemak. Jalur baru ini memungkinkan aliran darah yang lancar ke jantung, memastikan bahwa jantung menerima cukup nutrisi dan oksigen. Operasi ini ditujukan untuk pengidap penyakit jantung koroner yang mengalami penyempitan arteri akibat penumpukan plak atau lemak.
“Penumpukan plak atau lemak ini dapat menyebabkan arteri pecah dan pembentukan gumpalan darah yang berpotensi memicu serangan jantung,” jelas dr. Marolop Pardede.
Meskipun operasi bypass jantung koroner bukan pilihan pertama dalam mengatasi penyakit jantung koroner, operasi ini memiliki manfaat signifikan. Selain menurunkan risiko serangan jantung, operasi ini juga dapat meredakan gejala nyeri dada dan meningkatkan harapan hidup hingga 10 tahun. Namun, operasi ini juga memiliki risiko tinggi dan berlangsung selama 3-6 jam, tergantung pada kompleksitas kasus.
Dr. Kabul Priyantoro, Sp.JP(K),FIHA, seorang Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS EMC Cikarang, menjelaskan bahwa ada dua teknik utama yang dapat digunakan dalam operasi bypass jantung. Salah satu teknik melibatkan penggunaan mesin pintas jantung-paru, sementara teknik lainnya tidak menggunakan mesin pintas tersebut.
“Pada teknik tanpa mesin pintas jantung-paru, pembuluh darah dari kaki, dada, atau lengan akan digunakan untuk menggantikan pembuluh darah yang tersumbat di jantung,” ucap dr. Kabul Priyantoro. “Selama operasi berlangsung, fungsi jantung akan digantikan oleh mesin bypass jantung-paru untuk memastikan organ-organ lain tetap mendapatkan oksigen.”
Operasi ini merupakan terobosan besar dalam dunia medis di Purwabeka, dan RS EMC Cikarang dengan bangga memimpin dalam pencapaian ini. Diharapkan bahwa langkah medis ini akan memberikan solusi yang lebih baik bagi pasien yang menderita penyakit jantung koroner di wilayah ini.