Kampak, Trenggalek – Kondisi Sendang Ngudalan di Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek mengalami perubahan kualitas air yang mengkhawatirkan. Sumber air yang selama ini menjadi kebanggaan warga setempat kini mengalami kekeruhan akibat masalah resapan air dari Sungai Kangkung yang melewati wilayah tersebut.
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa air Sendang Ngudalan yang dulunya jernih kini tampak keruh dengan tingkat kekeruhan yang semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Warga setempat melaporkan bahwa perubahan kondisi ini mulai terasa sejak intensitas curah hujan meningkat, yang membawa dampak langsung terhadap sistem resapan air di sekitar Sungai Kangkung.
“Air sendang yang dulu jernih sekali, sekarang sudah mulai keruh. Kami khawatir kalau kondisi ini terus berlanjut,” ungkap salah satu warga Desa Karangrejo Panimun, Kamis (11/9/2025).
Faktor penyebab keruhanya berdasarkan pengamatan awal, air Sendang Ngudalan diduga disebabkan oleh beberapa faktor:
Erosi dan Sedimentasi:
Aliran air dari Sungai Kangkung membawa sedimen dan partikel tanah yang terakumulasi dalam sistem resapan air, sehingga mempengaruhi kejernihan sumber air di Sendang Ngudalan.
Perubahan Pola Aliran Air:
Kondisi topografi dan perubahan penggunaan lahan di sekitar daerah aliran sungai diduga mempengaruhi pola resapan dan filtrasi air tanah.
Aktivitas di Daerah Aliran Sungai: Berbagai aktivitas di sepanjang Sungai Kangkung berpotensi mempengaruhi kualitas air yang akhirnya berdampak pada sumber air bawah tanah.
Dampak bagi Masyarakat
Kekeruhan air Sendang Ngudalan menimbulkan keprihatinan mendalam bagi masyarakat setempat. Sendang ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber air bersih, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual bagi warga Karangrejo. Kondisi air yang keruh berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat yang mengandalkan sumber air ini.
Selain itu, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator adanya perubahan kualitas air secara keseluruhan, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Upaya Pelestarian yang Telah Dilakukan
Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menunjukkan komitmen dalam melestarikan sumber-sumber air di wilayahnya. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, baru-baru ini menggelar tradisi Metri Bumi di Sumber Ngudalan sebagai upaya pelestarian kearifan lokal dan menjaga kelestarian sumber air.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air.
Langkah Penanganan
Menghadapi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah resapan air yang mempengaruhi kualitas Sendang Ngudalan:
Pelunya melakukan monitoring rutin terhadap kualitas air baik di Sungai Kangkung maupun Sendang Ngudalan untuk memahami tingkat dan penyebab pencemaran.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai:
Implementasi program pengelolaan DAS yang terintegrasi untuk mengurangi erosi dan sedimentasi.
Penanaman vegetasi di sekitar daerah aliran sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyaring air.
Edukasi Masyarakat:
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitar sumber air.
Warga Desa Karangrejo berharap masalah kekeruhan air Sendang Ngudalan dapat segera teratasi melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait. Pelestarian sumber air ini bukan hanya penting bagi kehidupan sehari-hari, tetapi juga untuk menjaga warisan budaya dan lingkungan bagi generasi mendatang.
“Warga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Sendang Ngudalan adalah aset berharga yang harus kita jaga bersama,” harap warga sekitar
Diperlukan komitmen jangka panjang dan penanganan yang komprehensif untuk memastikan kualitas air Sendang Ngudalan dapat kembali jernih dan terjaga kelestariannya untuk masa depan.
Berdasarkan observasi kondisi terkini di lapangan. Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat memberikan respons dan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. (ji/red)