INDONESIATODYAS – Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan Trenggalek berencana melakukan pengadaan Mobil Siaga. Dalam rapat awal Panitia dan kepala desa melihat kebutuhan anggaran berinisiatif mengadakan iuran senilai Rp 50.000 per-Kepala Keluarga (KK).
Kades Sukowetan dan Panitia menyampaikan, berdasarkan kajian dan beberapa masukan dari berbagai pihak dengan sistem iuran yang nominal tertulis dalam sebuah keputusan kurang tepat maka kami (Panitia dan Kades) berencana merevisi surat pemberitahuan terkait pengadaan Mobil Siaga di Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Minggu (16/3/2025).
Poin-poin yang akan direvisi nantinya meliputi nilai sumbangan tidak lagi dipatok minimal Rp 50 ribu.
Lain itu, panitia akan memberi penekanan di dalam surat pemberitahuan bahwa sifat partisipasi untuk pengadaan mobil siaga dan bukan wajib.
“Sumbangan, nanti bahasanya seperti. Sebagai cara memperjelas dan mengantisipasi pemahaman yang keliru, kita siap meluncurkan surat yang isinya sumbangan dan juga tidak mematok,” ujar Kepala Desa (Kades) Sukowetan Sururi, Minggu (16/3/2025) siang.
Kades Sururi mengaku pematokan nilai Rp 50 ribu per Kartu Keluarga (KK), seperti dalam surat pemberitahuan mobil siaga dari panitia dapat menimbulkan kesalahpahaman.
“Memang bahasanya yang kemarin itu memang ada nominalnya,” ucapnya.
Dengan begitu, Sururi kembali menegaskan supaya surat pemberitahuan nanti direvisi, mengantisipasi kesalahpahaman saat beredar ke warga.
“Demi menghindari kesalahpahaman dari masyarakat. Kami akan membuat surat yang surat itu intinya merevisi dari surat yang sudah dikeluarkan dari panitia pengadaan mobil siaga,” jelasnya.
Kades Sururi berencana revisi surat pemberitahuan itu pada Senin (17/3/2025), bertepatan dengan rapat tahunan menjelang momen lebaran.
“Tiap mau melaksanakan Idul Fitri, kita mengumpulkan RT/RW terkait dengan beberapa hal yang perlu dilaksanakan di desa. Alhamdulillah Senin itu bertepatan mengumpulkan RT/RT, sekaligus kita merembuk masalah itu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Purwito mengatakan jika polemik iuran mobil siaga di Sukowetan adalah kesalahpahaman. Menurut dia, rencana pengadaan mobil siaga hingga pembentukan panitia hasil dari musyawarah desa (musdes).
Sedangkan di dalam musyawarah itu warga sepakat untuk membeli mobil siaga yang baru, sebab mobil siaga yang lama sudah rusak.
Purwito menilai bahwa mobil siaga yang rusak itu sudah banyak membantu untuk meringankan beban warga yang sedang berkabung.
“Ketika masyarakat ingin menjemput dari rumah sakit Tulungagung ke Trenggalek itu sudah berapa biayanya. Dengan adanya itu (mobil siaga, Red), itu untuk membantu warga. Memang kami tidak membantu secara uang, paling tidak ini membantu tenaga,” jelasnya.
Di sisi lain ketika disinggung rencana revisi surat pemberitahuan, Ketua Panitia Purwito mengaku tidak keberatan. Apabila warga mau menyumbang itu boleh, tapi jika tidak pun tidak apa.
“Mobil siaga itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat utamanya untuk kegiatan yang sifatnya sosial,” pungkasnya