Berita  

Novita Hardini: Tiga Tantangan Besar yang Menguji Ketahanan Bangsa. Ideologi, Ekologi, dan Teknologi

Novita Hardini, Ketua PKK Kabupaten Trenggalek

Trenggalek, indonesiatodays.net – Trenggalek, Agenda Kepemimpinan Perempuan Dalam Gerakan adalah upaya untuk meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan di dalam berbagai gerakan sosial, politik, dan masyarakat. Tujuan utama dari agenda ini adalah untuk mengatasi ketimpangan gender di dalam kepemimpinan, dan mempromosikan inklusi dan keadilan gender di semua aspek kehidupan.

Gerakan sosial, politik, dan masyarakat, seperti hak asasi manusia, lingkungan, perdamaian, dan lain-lain, telah membuka jalan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kepemimpinan dan memainkan peran aktif dalam perubahan sosial yang positif. Namun, peran dan kontribusi perempuan masih sering kali tidak diakui atau diabaikan dalam konteks ini. Dalam banyak kasus, perempuan menghadapi hambatan struktural dan diskriminasi gender dalam upaya mereka untuk memainkan peran aktif dalam kepemimpinan gerakan.

Agenda Kepemimpinan Perempuan Dalam Gerakan bertujuan untuk mengatasi hambatan tersebut dan menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi perempuan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam kepemimpinan gerakan. Ini dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti memperkuat kapasitas kepemimpinan perempuan, meningkatkan jaringan dan kerjasama antara perempuan di dalam gerakan, serta mendorong pengakuan dan penghargaan atas kontribusi perempuan dalam gerakan.

Dengan meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan di dalam gerakan, kita dapat membangun gerakan yang lebih inklusif, kuat, dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan mereka. Ini juga dapat membantu mengubah paradigma yang ada tentang peran perempuan dalam kepemimpinan dan membuka jalan bagi perempuan untuk memainkan peran yang lebih besar di semua aspek kehidupan.

Kita sedang menghadapi tiga tantangan besar yang akan menguji ketahanan bangsa, yaitu tantangan ideologi, ekologi, dan teknologi. Tantangan ideologi mencakup politik mayoritas, politik identitas, ideologi transnasional, intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme kekerasan. Tantangan ekologi mencakup perubahan iklim, pangan, sumber daya alam, bencana alam, dan konflik. Sedangkan tantangan teknologi mencakup gap pengetahuan dan skill, disrupsi informasi, literasi digital, serta penggantian manusia dengan mesin.

Tantangan ideologi menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi oleh bangsa kita. Polarisasi politik dan kecenderungan politik mayoritas yang mereduksi pluralisme dan keragaman masyarakat dapat mengancam keberlangsungan demokrasi. Selain itu, ideologi transnasional seperti radikalisme dan ekstremisme kekerasan juga bisa merusak stabilitas sosial-politik dan keamanan nasional.

Tantangan ekologi juga menjadi perhatian penting, di mana perubahan iklim dan kerusakan lingkungan global dapat membawa dampak yang merusak pada kehidupan manusia dan planet kita. Kebijakan pembangunan yang tidak berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali juga dapat mengancam keberlangsungan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Terakhir, tantangan teknologi seperti gap pengetahuan dan skill, disrupsi informasi, dan penggantian manusia dengan mesin juga menjadi isu penting di era revolusi industri 4.0. Ketergantungan pada teknologi yang terus meningkat dapat mengancam pekerjaan manusia dan kesenjangan sosial-ekonomi yang lebih besar.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, kita harus memperkuat ketahanan nasional dan membangun kekuatan-kekuatan baru. Kita harus mempertahankan nilai-nilai pluralisme, toleransi, dan persatuan, serta mendorong kerjasama internasional dalam menjawab tantangan ekologi global. Di sisi lain, kita juga harus memperkuat pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan literasi digital dan kompetensi teknologi bagi masyarakat kita.

 

Pemimpin Perempuan Masa Depan Harus Menjalankan 3 Strategi Utama untuk Menjawab Tantangan di Masa Depan.

Pemimpin perempuan di masa depan harus siap untuk merespon tantangan besar yang akan dihadapi bangsa dalam tiga bidang utama, yaitu ideologi, ekologi, dan teknologi. Untuk itu, ada tiga strategi utama yang perlu dilakukan.

Pertama, pemimpin perempuan masa depan harus bersifat adaptif dan inovatif. Ini berarti bahwa mereka perlu memanfaatkan segala potensi untuk menguasai teknologi, namun tidak dikuasai oleh teknologi. Dengan cara ini, pemimpin perempuan bisa mengembangkan kemampuan adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Kedua, pemimpin perempuan masa depan juga perlu memiliki kesadaran holistik. Mereka harus sadar akan kepaduan antara manusia dan alamnya, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia. Dengan kesadaran holistik, pemimpin perempuan bisa merancang kebijakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Ketiga, pemimpin perempuan masa depan harus memiliki spiritualitas yang inklusif. Ini berarti bahwa spiritualitas yang mereka miliki harus mampu berdialog dengan spiritualitas lainnya, sehingga bisa membentuk ketahanan sosial yang lebih kuat. Dengan cara ini, pemimpin perempuan bisa memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam kepemimpinannya.

Dalam rangka menjawab tantangan di masa depan, pemimpin perempuan masa depan harus menerapkan ketiga strategi tersebut secara seimbang dan proporsional. Dengan cara ini, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

Penulis: RedaksiEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *