Lomba Wana Lestari Nasional, Kader Konservasi Penyu Pantai Kili-Kili Trenggalek Dapat Nominator Terbaik

Indonesiatodays – Ari Gunawan kader konservasi alam Penyu di Pantai Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu nominator Lomba Wana Lestari tingkat Nasional. Lomba Wana Lestari sendiri merupakan ajang apresiasi dan penilaian prestasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Ari Gunawan sendiri merupakan seorang guru SMA di Kecamatan Panggul. Dirinya melakukan konservasi dan penyelamatan Penyu berawal dari rasa keprihatinan terhadap hewan yang dilindungi itu menjadi salah satu buruan masyarakat untuk di konsumsi. Bahkan Ari berani mengeluarkan kocek pribadi untuk membeli telur dan Penyu hasil buruan masyarakat. Apalagi saat itu konsumsi telur dan daging Penyu masih marak di tempatnya.

Melakukan upaya ini karena guru SMA itu yakin dengan menjaga lingkungan maka lingkungan akan memberikan ekonomi kepada masyarakat. Kini berkat upaya Ari dan kelompoknya kemudian didukung dengan regulasi desa setempat menjadikan Pantai Kili-Kili sebagai kawasan konservasi dan ujungnya kelestarian Penyu dapat terjaga.

Menyambut kunjungan Tim Verifikator Lapang Lomba Wana Lestari di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menyampaikan banyak terinspirasi dari upaya yang dilakukan oleh Ari dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Saya masih ingat bagaimana susahnya beliau melakukan penyelamatan Penyu, hingga rela keluarkan uang untuk membeli telur dan Penyu dari masyarakat,” katanya, Rabu (18/6).

Menurutnya tidak hanya Penyu, di Wonocoyo juga ada peraturan desa yang tidak boleh menangkap ikan menggunakan setrum dan juga perburuan burung. “Saya masih ingat, ketika menginap di rumah warga. Bangun tidur mendengar suara burung bersahutan, ini menyenangkan. Di sana burung dilepas liar dan dilindungi oleh masyarakat,” imbuhnya.

Dari tempat itu Bupati Trenggalek banyak terinspirasi. Dari situ lahirlah beberapa regulasi diantaranya lomba Adipura Desa yang kini lingkupnya diperkecil menjadi Adipura RT dan lingkungan. Insentif diberikan bagi desa pemenang dengan harapan warga Trenggalek berlomba-lomba menjaga lingkungannya.

Kepada verifikator lapang, Mas Ipin juga menegaskan apa yang dilakukan Ari dan kelompoknya tidak hanya sekedar konservasi saja. Bersama akademisi juga melakukan rekayasa genetik agar telur Penyu yang menetas tidak hanya berjenis kelamin betina saja. Ada rekayasa yang dilakukan sehingga Penyu yang menetas juga ada yang jantan.

“Ini merupakan upaya untuk menjaga agar Penyu ini tidak mengalami kepunahan. Sama halnya dengan manusia, menjaga kelestarian alam itu merupakan upaya menjaga manusia dari kepunahan,” jelasnya.

Lebih lanjut kepala daerah muda itu menitipkan pesan untuk perlunya ada regulasi memikirkan insentif ekonomi bagi wilayah-wilayah yang menjaga kelestarian lingkungan. Ini sebagai upaya menjaga keberlangsungan umat manusia. Karena secara ekonomi pastinya daerah kecil seperti Trenggalek sangat sulit untuk mengejar kota-kota industri dari segi ekonomi.

Seperti kebijakan pajak kendaraan, pemasukan kota-kota besar seperti Surabaya akan jauh lebih besar, karena masyarakat seperti di Trenggalek lebih banyak membeli kendaraan bekas yang berasal dari kota-kota besar. Mereka lebih suka menggunakan plat plat kota besar biar tidak dikatakan orang desa. Sedangkan pajak dari kendaraan ini masuknya ke kota-kota itu.

Padahal menurut Mas Ipin menjaga alam ini butuh upaya yang tinggi. Mereka tidak menebang pohon agar kadar oksigen di udara tetap terjaga. Kalau tidak berdampak ekonomi takutnya mereka yang peduli dengan lingkungan justru berbalik tidak menjaga karena alasan kebutuhan ekonomi.

Pernyataan Bupati Trenggalek itu mendapatkan tanggapan positif dari Rumchani Agus Sulistiyo. Katanya “luar biasa sekali, kami dengar paparan Pak Bupati. Bukan hanya pemerintahan saja tapi beliau konsen juga tentang ekologi,” tutur Verifikator Lapang Kementerian Kehutanan dalam lomba ini.

Masih menurut Agus, “ekologi itu bagaimana cara menjaga alam Trenggalek ini bisa menjadi penghasil karbon dan sebagainya yang bisa berdampak pada ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

Diyakini oleh verifikator lapang tersebut, kalau alamnya lestari dan kita mencintai alam maka alam juga akan mencintai kita. Sehingga kita dijauhkan dari bencana dan yang lain-lain.

Terkait kunjungannya ke Trenggalek Agus menjelaskan, “kami dari Kementerian Kehutanan ditugaskan untuk menilai lapangan terkait lomba Lomba Wana Lestari. Lomba Wana Lestari ini adalah salah satu lomba untuk memberikan apresiasi kepada para teman-teman pemerhati lingkungan. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh bapak Ari ini sebagai konservasi alam,” jelasnya.

Ada banyak kategori, tetapi di Trenggalek ini Pak Ari sebagai juara provinsi wana lestari dan diajukan ke pusat dan kami yang akan menilai, tutupnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *