Trenggalek, indonesiatodays.net – Kabupaten Trenggalek menjadi saksi dari lonjakan harga bahan pokok yang mengkhawatirkan, khususnya beras. Harga beras jenis medium, telah mencapai rekor tertinggi dengan mencapai Rp13 ribu per kilogram, meningkat tajam dari harga normalnya sekitar Rp11 ribu per kilogram.
Siti Muawanah, seorang pedagang beras dari Desa Pogalan, Trenggalek, mengungkapkan kekhawatiran terhadap harga beras yang melonjak tinggi. Ia menduga bahwa kenaikan tajam dalam harga beras ini disebabkan oleh kemarau panjang yang berkepanjangan. Kekurangan pasokan air sawah telah menghentikan petani dari menanam padi, sementara permintaan beras tetap tinggi.
“Ini rekor, harga tertinggi yang terjadi selama ini,” kata Siti Muawanah, pedagang beras asal Desa Pogalan, Trenggalek. Dilansil dari antara. Kamis (05/10/2023)
Pedagang lain di daerah tersebut juga mengonfirmasi kenaikan harga beras, yang sebelumnya berkisar sekitar Rp9 ribu per kilogram, dan kenaikan ini telah terjadi sejak bulan September.
Mereka mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan pasokan gabah kering giling karena harga gabah kering dari petani juga telah melambung. Sebelumnya, mereka bisa membeli gabah kering dengan harga Rp5.500 per kilogram, tetapi sekarang harganya telah mencapai kisaran Rp7.800 hingga Rp8 ribu per kilogram.
Dampak dari situasi ini adalah penurunan stok beras yang dimiliki pedagang, karena stok milik petani juga semakin menipis, lebih banyak digunakan untuk kebutuhan pribadi atau dijual secara insidental. Hal ini membuat pedagang harus mengatur stok beras di gudang mereka agar tetap dapat beroperasi. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi permintaan dari pelanggan mereka, termasuk toko yang telah menjadi pelanggan setia mereka.
Kemungkinan besar, kenaikan drastis dalam harga beras ini dipengaruhi oleh kemarau panjang yang telah mempengaruhi produktivitas pertanian di daerah tersebut. Data menunjukkan bahwa Trenggalek memiliki harga beras yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Keresidenan Kediri. Harga beras di Trenggalek mencapai Rp13 ribu per kilogram, sementara di daerah seperti Tulungagung, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar, harga beras berkisar antara Rp10.933 hingga Rp11.272 per kilogram.
Harga beras kualitas medium di Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Nganjuk juga mengalami kenaikan, mencapai kisaran antara Rp11.066 hingga Rp11.866 per kilogram. Akibatnya, Trenggalek kini termasuk dalam 10 besar daerah dengan harga beras tertinggi di antara 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani dan pedagang, yang harus menghadapi tekanan ekonomi yang berat akibat lonjakan harga beras yang tak terduga ini. Diharapkan ada tindakan yang akan diambil untuk mengatasi situasi ini dan memberikan bantuan kepada petani dan pedagang yang terdampak. (len/red)