Trenggalek, Indonesiatodays – Komisi IV DPRD Kabupaten Trenggalek menggelar rapat kerja bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra, yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) di Aula DPRD setempat, Senin 11 Agustus 2025. Salah satu pokok bahasannya ialah upaya melestarikan olahraga tiban.
“Ini soal warisan budaya kita yang lama banget dan kita tidak peduli, yaitu tiban. Karena olahraga ini bisa menginspirasi generasi muda berbuat sportif, “kata Sukarodin, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Trenggalek.
Sukarodin menjelaskan, olahraga tiban merujuk pada permainan tradisional yang dikenal di Trenggalek dan sekitarnya, yang melibatkan dua orang yang saling pukul dengan rotan sebagai bagian dari ritual meminta hujan.
“Selain sebagai ritual, tiban juga merupakan pertunjukan seni yang menarik, melibatkan gerakan dan irama tertentu, “tuturnya.
Sehingga, ia mendesak Disparbud untuk menganggar di APBD 2026, meskipun belum tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2026.
“Kita akan coba push agar bisa dianggarkan tahun depan, “tandasnya.
Politisi senior PKB ini menyampaikan, mengaktifkan kembali olahraga tiban merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya daerah dan memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda.
Selain itu, animo masyarakat cukup tinggi bahkan pada peringatan HUT RI le-80 ini ada perhelatan Tiban yang dihadiri oleh peserta dari kabupaten tetangga, misal Kabupaten, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Ponorogo, serta kabupaten-kabupaten lain.
“Kita kedatangan banyak tamu dari kabupaten tetangga tapi tidak punya anggaran. Tentu ini sesuatu yang cukup memprihatinkan. Jadi pada APBD 2026 wajib hukumnya untuk dianggarkan, “ungkapnya.
Ketika disinggung terkait anggaran, ia menjawab relatif, yang paling penting kita ikut peduli akan pelestarian budaya yang cukup melegenda bagi masyarakat Trenggalek.
“Pendeknya, nanti akan kita kolaborasikan antara Disparbud dengan OPD baru Dinas Pemuda dan Olahraga. Tadi dari Disparbud welcome, “pungkasnya