KLHK Gencarkan Pemulihan Ekosistem Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Pasca Kebakaran

ejumlah personel gabungan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) pada saat melakukan proses pemadaman api di area savana, di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (30/8/2023). Foto: BB TNBTS

Jawa Timur, indonesiatodays.net – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya memulihkan ekosistem tumbuh dan satwa yang rusak akibat insiden kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur.

Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, mengungkapkan bahwa pemulihan ekosistem dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

“Area yang terkena dampak Karhutla di TNBTS didominasi oleh ekosistem savana, yang terdiri dari berbagai jenis rerumputan dan pohon yang tersebar tidak merata. KLHK telah memulai upaya pemulihan dengan cara memperkuat patroli pengamanan kawasan dan pemantauan titik api untuk mencegah kebakaran berulang,” kata Satyawan. Jumat (15/09/2023).

Di wilayah-wilayah tertentu dengan dominasi pohon, KLHK melaksanakan program rehabilitasi dengan menanam pohon jenis asli TNBTS, seperti cemara, kesek, dan putihan. Rencana pemulihan ekosistem sedang dalam proses, dan pelaksanaan di lapangan diharapkan dapat segera dimulai.

Satyawan menjelaskan bahwa waktu yang diperlukan untuk pemulihan ekosistem tergantung pada kondisi awal ekosistem tersebut. Semakin tinggi indeks keanekaragaman hayati, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan. Ini disebabkan oleh kompleksitas sistem interaksi antar jenis dan antara jenis dengan lingkungan non-hayatinya.

Namun, dalam kasus ekosistem savana yang cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan ekosistem hutan yang rapat, pemulihan dapat berlangsung lebih cepat. KLHK optimistis bahwa upaya pemulihan ekosistem dengan mekanisme alam dan rehabilitasi akan mempercepat pemulihan di wilayah TNBTS yang terkena dampak Karhutla.

Pada 6 September 2023, kebakaran hutan dan lahan melanda Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di TNBTS akibat percikan api saat sesi foto pra-nikah. Meskipun sudah memasuki hari kesembilan operasi pemadaman, api masih terus berkobar karena cuaca panas dan angin kencang.

Jefry Susyafrianto, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, mengungkapkan bahwa tim lapangan terus berupaya mengurangi jumlah dan intensitas api. Beberapa tahapan pendinginan juga memerlukan waktu, dan beberapa kali api kembali menyala akibat angin kencang.

“Seperti kemarin setelah padam dan dalam proses pendinginan, kemudian angin bertiup kencang dan bara yang masih ada dari semak-semak menyala kembali menjadi api,” pungkas Jefry. (len/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *