TULUNGAGUNG – Gelombang kemarahan rakyat meledak! Ratusan massa Gerakan Pejuang Gayatri mengepung Kantor DPRD Kabupaten Tulungagung dalam aksi protes masif, Kamis (11/9/2025). Mereka datang bukan untuk berdialog, tapi menuntut pertanggungjawaban atas tumpukan masalah yang menggerogoti Tulungagung.
“RAKYAT TIDAK AKAN DIAM LAGI!”
Di hadapan Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran pejabat yang terlihat tegang, Ahmad Dardiri koordinator aksi melontarkan serangan verbal yang membakar suasana:
“Cukup sudah rakyat menjadi korban! Ketidakadilan hukum, birokrasi busuk, ekonomi hancur, semuanya terjadi di bawah hidung kalian!” Ucap Ahmad Dardiri dalam orasinya
Teriakan “Hidup Rakyat Tulungagung!” menggema keras, seakan mengguncang tembok-tembok kekuasaan yang selama ini tuli terhadap penderitaan rakyat.
20 TUNTUTAN YANG MENOHOK JANTUNG KEKUASAAN
PENEGAKAN HUKUM: KORUPTOR HARUS DIPANGGANG!
-RUU Perampasan Aset segera disahkan – “Jangan biarkan koruptor tidur nyenyak dengan harta rakyat!”
– Berantas galian C ilegal, yang merusak lingkungan dan menghancurkan masa depan anak cucu
– Tindak tegas alih fungsi LP2B, “Sawah rakyat bukan untuk konglomerat!”
SKANDAL RSUD & SENGKARUT TORA: BUPATI DIMINTA KLARIFIKASI
Massa menembak langsung:
Pembubaran Dewas RSUD dr Iskak yang dinilai ilegal dan justru memperburuk pelayanan kesehatan.
Soal TORA Desa Ngepoh yang mangkrak, Dardiri menggeram:
TORA untuk petani kecil, bukan untuk cukong tanah! Siapa yang bermain di balik ini?”
BIROKRASI KOTOR & EKONOMI RAKYAT TERPURUK
– Transparansi anggaran SEKARANG, – tidak ada lagi permainan gelap
– Hapus pungli, yang mencekik rakyat kecil
– Modal murah untuk UMKM, – bukan kredit berbunga tinggi yang mematikan
– Stabilkan harga sembako- jangan biarkan rakyat kelaparan
Dardiri menutup orasi dengan ancaman yang membuat atmosfer semakin mencekam:
“Ini bukan demo biasa, ini gerakan rakyat! Kami beri waktu. Kalau 20 tuntutan ini diabaikan, kami kembali dengan massa berlipat ganda. Jangan paksa rakyat turun ke jalan lebih brutal!”
Ketua DPRD Marsono terlihat mencatat dengan serius setiap tuntutan yang dilontarkan, sementara Bupati dan jajarannya tampak kalang kabut menghadapi tekanan massa.
APARAT WASPADA TINGGI
Polres Tulungagung mengerahkan pengamanan berlapis. Meski aksi berlangsung damai, ketegangan terasa kental. Aparat khawatir aksi susulan bisa lebih radikal jika tuntutan diabaikan.
ANALISIS PENGAMAT:
Aksi hari ini menunjukkan puncak gunung es ketidakpuasan rakyat Tulungagung. Pemerintah daerah tidak bisa lagi main-main dengan aspirasi yang sudah mencapai titik didih.