Drama Kolosal Putri Ngerit, MI Karangrejo Kampak, di HUT Pramuka Ke-64 Bikin Merinding

Trenggalek,Indonesiatodyas – Ratusan anggota Pramuka se Kabupaten Trenggalek meriahkan pelaksanaan upacara Hari Pramuka ke 64 yang berlangsung di lapangan Kecamatan Kampak, Jumat (22/8/2025).

Penampilan pentas seni Drama Kolosal Putri Ngerit yang dipersembahkan pada momen tersebut cukup menghipnotis para peserta. Anggota pramuka tingkat Siaga perwakilan dari MI Karangrejo memperlihatkan bakat mereka melalui kesenian Drama Kolosal Putri Ngerit yang disuguhkan.

Fety Zakiyah Ulfa, Guru pembina Drama Kolosal menyampaikan, Drama Kolosal tersebut menceritakan tentang kisah hidup seorang gadis pertapa yang berdiam di area Gua Ngerit dengan Ronggo Pesu penguasa kaya raya dan Demang Tangar pemuda tampan.

Ronggo Pesu dikenal sebagai penguasa yang kekayaannya melimpah: punya banyak perhiasan hingga uang emas. Selain sakti mandraguna, ia punya sawah-ladang luas, juga dikenal sebagai lelaki dengan banyak istri. Konflik utama folklore lokal ini bermula tatkala Ki Ronggo Pesu mendengar kabar kecantikan Putri Ngerit. Karena merasa sebagai orang paling berkuasa, maka terbit-lah niat untuk memperistrinya. Sayang, niat Ki Ronggo Pesu kedahuluan sosok lain. Pelamar pertama digambarkan sebagai lelaki berbudi luhur nan gagah perkasa: dialah Ki Demang Tangar. Demang Tangar menjadi penantang utama Ki Ronggo Pesu dalam memperebutkan cinta Putri Ngerit, sekaligus dominasi kekuasaan di wilayah Kampak.

Di awal cerita, Ki Demang Tangar yang masih muda dan tampan, digambarkan melamar Putri Ngerit dan diterima. Sementara Ki Ronggo Pesu yang kaya raya, terlambat melamarnya. Namun, meski sudah dilamar orang lain, karena status sosial dan masuk daftar orang terkaya, Ki Ronggo Pesu tetap pada misinya untuk mendapatkan istri muda lagi. Maka terjadilah pergolakan sengit di antara dua sosok sakti mandraguna ini.

“Cerita tersebut sebagai gambaran sekaligus pendidikan terhadap anak-anak Pramuka untuk tidak bersifat sombong dan memandang rendah terhadap orang lain,” ungka Fety usai pergelaran selesai.

Budi Priyono menyampaikan, Drama Kolosal tersebut memberikan pendidikan mengenai life skill, soft skill, dan hard skill yang dilengkapi dengan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Ini adalah postur ideal seorang Pramuka sebagai generasi pembawa perubahan bagi bangsa Indonesia,” jelasnya.

“Pramuka memiliki peran penting dalam membina generasi muda melalui pendidikan karakter, sekaligus mendukung program pemerintah dalam pembinaan generasi muda Pramuka dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *