Ditengah Gelombang Aksi Memanas, PKB Trenggalek Lebih Memilih Manifestasi Berbisik Lewat Doa Bersama

TRENGGALEK, – Seiring gelombang protes merebak di beberapa kabupaten lain, puluhan kader partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPC kabupaten Trenggalek justru memilih berkumpul dalam suasana khusyuk. Berdoa dan bersholawat yang merupakan sebuah tradisi mujahadah diyakini mampu membawa ketenangan sekaligus menjadi perantara keselamatan bangsa.

Sebenarnya denyut nadi solidaritas terhadap aksi yang menelan korban dari saudara kita di beberapa kabupaten lain juga menggelora di dalam detak jantung PKB Trenggalek, namun PKB Trenggalek lebih memilih bermunajat lewat do,a bersama.

Sekalipun jantung berdetak cukup kencang dengan adanya keresahan yang dihadapi oleh bangsa ini, sebuah manifestasi berbisik lewat do,a bersama menjadi pilihan alternatif demi keamanan dan kemajuan bangsa.

Doa bersama diselenggarakan di kantor DPC PKB Trenggalek, Minggu (31/8/2025) berketetapan dengan peringatan HUT Kabupaten Trenggalek yang ke-831. Kegiatan tersebut diikuti puluhan kader partai dengan suasana khusyuk. Mereka melantunkan Qasidah Burdah sebanyak 4.444 kali, sebuah tradisi mujahadah yang diyakini membawa ketenangan sekaligus menjadi perantara doa keselamatan bangsa.

Ketua DPC PKB Trenggalek, Sukarodin, menegaskan bahwa DPP dan DPW PKB memerintahkan mereka menggelar kegiatan ini.

“Kami melaksanakan mujahadah dengan membaca Burdah sebanyak 4.444 kali. Washilahnya kami hadiahkan kepada Rasulullah SAW, para muassis NU, para ulama, hingga orang tua kita semua. Harapannya, Indonesia dijauhkan dari perpecahan dan bencana,” ujarnya.

PKB Trenggalek juga meniatkan pembacaan Qosidah Burdah ini untuk beberapa tujuan mulia. Diantaranya menjaga keselamatan bangsa, mendoakan kesehatan dan kselamatan Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Gus Muhaimin Iskandar. Selain itu, doa ini juga memohon pelrindungan untuk keluarga besar PKB agar tetap istiqomah memperjuangkan kepentingan rakyat.

“Semoga Allah menyelamatkan Indonesia dari segala musibah. Semoga Pak Presiden selalu kuat dalam mengemban amanah rakyat. Dan tentu, semoga Gus Muhaimin juga diberi kesehatan untuk terus mengawal bangsa ini menuju Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur,” tambah Sukarodin.

PKB Trenggalek tidak berhenti pada satu majelis doa. Setelah majelis pertama yang melibatkan Dewan Syuro, pengurus harian, dan ketua DPAC, mereka juga menyiapkan majelis putri yang melantunkan sholawat Burdah 4.444 kali.

“Seluruh anggota Fraksi PKB Trenggalek yang berjumlah 11 orang juga wajib membaca Burdah dengan jumlah yang sama di rumah masing-masing,” tegasnya.

Sehari sebelumnya, jajaran PKB Trenggalek juga menggelar istighotsah dan doa bersama di Pondok Pesantren Darussalam Durenan. Mereka melakukan kegiatan itu demi tujuan yang sama. Yakni demi kabaikan negeri ini. Selain itu, doa ini juga sebagai bentuk duka cita mendalam atas korban jiwa akibat kericuhan di sejumlah daerah.

“Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya saudara-saudara kita. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah,” ucap Sukarodin dengan nada haru.

Apa yang dilakukan PKB Trenggalek menunjukkan bahwa politik tidak selalu identik dengan perebutan kekuasaan. Di tengah luka bangsa akibat aksi anarkis, mereka memilih doa dan sholawat sebagai cara sederhana namun bermakna untuk menjaga persatuan.

“Doa adalah senjata orang beriman. Kami percaya, dengan doa bersama, hati akan menjadi tenang dan persatuan bangsa bisa lebih kokoh,” pungkas Sukarodin (ji/red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *