Berita  

Warga terdampak soroti proyek normalisasi sungai ngasinan di kecamatan trenggalek

Indonesiatodays.net

Proyek normalisasi Sungai Ngasinan di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, kini menjadi sorotan tajam. Alih-alih membawa solusi atas masalah banjir, proyek ini justru menimbulkan masalah baru bagi warga setempat. Banyak tanaman produktif milik warga yang roboh akibat pengerjaan proyek, menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit.

 

Kompensasi Rp 200 Ribu Dinilai Tidak Pantas dan Menyakitkan

Keluhan utama warga terletak pada nilai kompensasi yang diberikan untuk tanaman mereka yang roboh. Jumlah yang diterima warga hanya sebesar Rp 200.000, sebuah angka yang dinilai sangat tidak sebanding dengan kerugian yang mereka alami. “Kami tidak pernah diajak bicara. Tahu-tahu tanaman kami sudah roboh, lalu diberi uang Rp.200 ribu. Itu sangat menyakitkan,” tegas seorang warga yang enggan menyebutkan namanya dengan nada kecewa. Nilai kompensasi yang minim ini semakin memperdalam luka warga yang merasa diremehkan.

 

Selain masalah kompensasi, warga juga menyoroti proses pelaksanaan proyek yang dianggap tertutup. Menurut mereka, proyek ini dijalankan tanpa sosialisasi yang jelas kepada warga yang terdampak. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam proses pembahasan sama sekali, sehingga merasa diperlakukan tidak adil dan hanya menjadi korban dari kebijakan sepihak. Ketiadaan dialog ini memicu rasa ketidakpercayaan terhadap pihak pelaksana proyek

 

Yang semakin memicu kecurigaan warga adalah asal-usul dana kompensasi tersebut. Warga mempertanyakan pemberian uang sebesar Rp 200.000 yang menurut mereka bukan berasal dari anggaran resmi proyek, melainkan merupakan hasil iuran dari para pekerja lapangan. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana mungkin sebuah proyek pemerintah yang bernilai miliaran rupiah tidak memiliki alokasi anggaran yang jelas dan memadai untuk ganti rugi kepada warga yang terdampak…(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *