Karangrejo, Trenggalek – Di bawah taburan bintang yang berkilauan, Desa Karangrejo menjadi saksi bisu sebuah momen yang tak terlupakan. Ratusan hati yang berbeda latar belakang bersatu dalam satu kerinduan – cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW. Lantunan sholawat tidak hanya mengudara, tetapi menyentuh setiap jiwa yang hadir.
Ketika Dua Hati Berkolaborasi untuk Kebaikan
Kisah indah ini bermula dari sebuah mimpi sederhana namun mulia. Grup Sholawat An Najaa Indonesia dan Gerakan Pemuda Ansor Karangrejo, Kampak, Trenggalek memiliki visi yang sama: bagaimana caranya agar cinta kepada Rasul bisa menyatukan umat di tengah hiruk pikuk kehidupan modern.
“Kami percaya, di tengah berbagai perbedaan yang ada, sholawat adalah bahasa universal yang dipahami setiap hati muslim. Melalui sholawat, tidak ada lagi sekat-sekat yang memisahkan kita,” ungkap Ketua GP Ansor Kecamatan Kampak Muchammad Zainul Fuat, Senin (22/9/2025) malam
Malam yang Mengubah Hati
Pukul 19.30 WIB, ketika langit mulai gelap, cahaya lampu-lampu yang dipasang di halaman masjid mulai menyala. Satu per satu, jamaah mulai berdatangan. Ada kakek berusia 80 tahun yang berjalan tertatih namun bersemangat, ada ibu-ibu yang membawa anak-anak mereka, ada remaja yang meninggalkan gadget mereka untuk hadir dalam momen bersejarah ini.
“Saya sudah menunggu acara seperti ini sejak lama. Rasanya hati ini haus akan siraman rohani yang menenangkan,” kata Mbah Slamet (82), salah satu sesepuh desa yang duduk di barisan terdepan dengan mata yang berkaca-kaca.
Saat Lantunan Sholawat Membelah Keheningan Malam
Ketika Grup Sholawat An Najaa Indonesia mulai melantunkan “Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad”, sesuatu yang ajaib terjadi. Keheningan malam seolah terpecah oleh gelombang kedamaian yang mengalir dari setiap nada. Ratusan suara bergabung dalam harmoni yang sempurna, menciptakan simfoni cinta yang tak pernah ada sebelumnya di Karangrejo.
Fita (17), siswi SMA yang awalnya datang karena ajakan kakaknya, mengaku merasakan sesuatu yang berbeda.
“Awalnya saya pikir ini acara biasa saja. Tapi ketika mendengar sholawat dibaca bersama-sama, entah kenapa air mata saya mengalir. Rasanya seperti ada cahaya yang masuk ke dalam hati,” ceritanya sambil mengelap air mata.
Pesan yang Menyentuh Jiwa
Di tengah acara, MC dari Annaja, menyampaikan sebuah pesan yang membuat seluruh jamaah terdiam.
“Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.’ Malam ini, di sini, kita semua sedang berlomba-lomba mendapatkan sholawat dari Allah,” ucap MC dengan suara yang bergetar penuh khusyuk.
“Lihat di sekeliling kalian,” lanjut beliau, tidak ada lagi yang namanya si kaya dan si miskin, tidak ada yang tua dan yang muda, yang ada hanyalah hamba-hamba Allah yang sedang merajut cinta kepada Rasul-Nya.”
Janji untuk Masa Depan
Seiring berjalannya acara, komitmen untuk menjadikan ini sebagai tradisi tahunan bukan lagi sekadar wacana, tetapi tekad yang bulat.
“Insya Allah, tahun depan kita akan mengundang lebih banyak lagi saudara-saudara kita. Bukan hanya dari Karangrejo, tapi dari seluruh Trenggalek, bahkan seluruh Jawa Timur,” kata Ketua GP Ansor Kampak dengan penuh semangat.
“Bayangkan jika seluruh Indonesia bisa seperti ini. Bersatu dalam cinta kepada Rasul, meninggalkan ego dan perbedaan yang tidak penting. Betapa indahnya negeri ini,” tambah Fuat sapaan akrabnya sambil menatap langit malam yang bertaburan bintang.
Malam yang penuh berkah itu tidak hanya memberikan kesan mendalam bagi yang hadir, tetapi juga pesan penting untuk generasi mendatang. Dalam era digital ini, di mana anak-anak lebih dekat dengan gadget daripada dengan nilai-nilai spiritual, acara seperti ini menjadi oasis di tengah padang gersang modernitas.
“Kami berharap anak-anak kita tumbuh dengan cinta kepada Rasul, bukan hanya hafal tentang teknologi tetapi juga hafal sholawat, tidak hanya pandai bermedia sosial tetapi juga pandai bersilaturahmi,” kata Fuat
Refleksi Malam yang Tak Terlupakan
Dengan gema lantunan Sholawat nampak bumi dibawah langit Karangrejo seolah ikut tersenyum. Bintang-bintang berkilauan lebih terang, angin malam bertiup lebih sejuk, dan hati setiap orang yang hadir terpenuhi kedamaian yang tak terukur.
Malam ini akan selalu diingat sebagai malam di mana cinta kepada Rasul berhasil menyatukan perbedaan, malam di mana sholawat bukan hanya dilantunkan tetapi juga diresapi, dan malam di mana Karangrejo menjadi saksi bisu bahwa Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan persatuan.
“Wallahu a’lam bishowab. Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW dan memperkuat tali persaudaraan sesama muslim,” pungkas Fuat. (ji/red)