INDONESIATODYAS – Menjelang Lebaran (Hari Raya Idul Fitri) Pemerintah terus gencar lakukan perawatan jalan, utamanya jalan Nasional kawasan jalan utama seputar Ngetal Pogalan- Kampak Trenggalek yang berlubang. Namun dalam proses pemeliharaan tersebut ada sesuatu yang aneh. Pasalnya sekalipun jalan tersebut diguyur hujan dan air menggenangi seluruh lubang aspal hotmix tetap digelar. Peristiwa tersebut terekam oleh Vidio di Wilayah Kampak, Desa Bendoagung, Jumat 28/3/205 sore.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan berbagai kalangan, apakah kegiatan tersebut sudah sesuai spesifikasi dalam pengaspalan ?
Dilain pihak salah seorang masyarakat Wahyu menyampaikan, kami heran dengan kegiatan ini kok mengelar aspal hotmix diatas air, bagaimana suhunya, dan bagaimana juga dari dinas terkait pengawasanya.
Dia menyebutkan jika saat pengerjaan dalam kondisi basah seyogyanya nunggu kering dulu. Namun jika karena kondisi terpaksa menghadapi Idul Fitri, idialnya permukaan yang akan dihampar, terlebih dahulu disemprot kompresor, untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi air yang menggenang.
“Setelah itu disemprot teak coat (lapisan perekat) untuk merekatkan permukaan lama dengan hamparan baru, Setelah itu baru dilakukan tekanan dengan cara digilas menggunakan vibro roller berulang-ulang,” tuturnya
Wahyu menambahkan dalam kondisi musim penghujan tentu perlu ada penanganan khusus dalam hal pengaspalan agar aspalnya awet.
“Darimanapun sumber anggaran kegiatan itu berasal apakah dari Pusat ataupun Daerah, jika dalam pengelolaan anggaran untuk kegiatan hanya mementingkan kepentingan sesaat dan asal Bapak Senang, tanpa memikirkan manfaat keberlanjutan sama dengan omong kosong,”kecamnya
Kegiatan ini bukan sekali ini saja dilakukan saat hujan, dibeberapa malam hari lalu juga dilakukan saat turun hujan,” ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali, ataupun dari pihak PPK 2.3 Provinsi Jawa Timur juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
Sekalipun kegiatan ini bertujuan baik mengantisipasi terjadinya rawan kecelakaan musim lebaran, namun seyogyanya tetap mengedepankan asas berkelanjutan dari sisi manfaat (mj).