INDONESIATODAYS – Setelah lama agak vakum dari kegiatan, awal tahun 2025 ini Quantum Litera Center (QLC) Trenggalek mengadakan gebrakan berupa kegiatan yang bisa dikatakan unik. Tajuk kegiatannya adalah “Kursus Filsafat” dengan usung tema tema “Berpikir Kritis dan Filosofis untuk Kaum Muda menuju Indonesia Emas 2045”. Kursus ini rencana akan dibuat beberapa angkatan, dan rencananya akan diakhiri dengan Seminar tentang ‘Membangun Kembali Etika Politik-Kebangsaan’.
QLC menempatkan acara Kursus Filsafat angkatan I ini di Aula Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Trenggalek, Minggu tanggal 12 Januari 2025. Acara dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.30. Materi yang diajarkan dalam kursus filsafat ini, antara lain: Sejarah dan Perkembangan Filsafat (Era Yunani Kuno, Golden Age Islam, Modern-Pencerahan, dan Postmodern); Berpikir Benar, Berintegritas, dan Jadi Orang Asik dengan Filsafat Logika, Etika, dan Estetika; Mengembangkan Pikiran Kritis untuk Generasi Menuju Indonesia Emas 2045 (dan rencana tindak lanjut).
Berangkat dari keresahan tersebut, Nurani Soyomukti, pendiri QLC sekaligus penggagas acara ini. Mengatakan keresahan itu terkait situasi hilangnya berpikir filosofis, pandangan kritis, di kalangan generasi muda. Termasuk dalam bidang politik kebangsaan, di mana hingga saat ini perbincangan tentang hilangnya etika bernegara.
Pandangan filsafat etika, menurut Nurani, penting untuk diajarkan agar kaum muda tidak ketularan para pelanggar etika pada level politik dan negara.
Ditambahkan oleh Nurani, pernah ada presiden yang memaksakan kehendak dan melanggar etika kenegaraan.
“Memaksakan anak dan anggota keluarga untuk beroleh kekuasaan dan jabatan, dengan memainkan politik untuk langgar etika hingga saat ini masih jadi perbincangan”, tegasnya.
Filsafat Etika memang menjadi bahan pembelajaran dalam materi yang disampaikan, selain filsafat Logika dan Estetika, serta cara-cara menggapai kebenaran yang lain. Selain Nurani, pemateri yang dihadirkan dalam Kursus Filsafat angkatan I kali ini adalah Ahmad Kowim Fisabilillah. Ia adalah master Filsafat dari jurusan Akidah Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN Satu).
Dalam pengantar kursus filsafat ini, pemuda berkacamata ini mengatakan bahwa di beberapa negara maju,pelajaran Filsafat sudah diajarkan sejak sekolah menengah. Sedangkan di Indonesia, dikenalkan filsafat baru saat orang masuk perguruan tinggi,itupun hanya pengantar yang belum tentu disampaikan dengan baik oleh pengajarnya. Kemudian ia membedah sejarah dan peta filsafat mulai Yunani Kuno, era Peradaban Islam, Era Pencerahan,hingga zaman postmodernisme.
Puluhan peserta yang hadir bukan hanya dari area Trenggalek kota saja, tapi juga dari Kecamatan Pule,Dongko, Watulimo. Bahkan ada berapa peserta dari Tulungagung.
Novita May, salah seorang peserta dari Kecamatan Suruh, berpendapat bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk mengasah pola pikir anak muda jaman sekarang dengan ketertarikannya akan filsafat dan menjadikan mereka lebih peka terhadap kondisi negara saat ini.
“Kesan saya acara ini cukup menarik dan kiranya dapat dilanjutkan untuk sesi2 berikutnya”, ujar Novita.