Nasional, indonesiatodays.net – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalami defisit sebesar Rp700 miliar pada bulan Oktober 2023. Defisit ini disebabkan oleh realisasi belanja negara yang melebihi pendapatan negara.
Dalam Konferensi Pers Virtual APBN KITA Edisi November 2023, Sri Mulyani menjelaskan bahwa defisit tersebut setara dengan 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun terjadi defisit secara keseluruhan, keseimbangan primer mencatat surplus sebesar Rp365,4 triliun atau tumbuh 153 persen (yoy) dari Rp144,4 triliun. Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.
Realisasi belanja negara per Oktober 2023 mencapai Rp2.240,8 triliun, turun 4,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah pusat mengalami penurunan sebesar 5,9 persen (yoy), sementara transfer ke daerah mengalami kontraksi sebesar 1,6 persen (yoy). Belanja kementerian/lembaga (K/L) naik 1,9 persen (yoy), tetapi belanja non K/L turun 12,4 persen (yoy).
Di sisi pendapatan, realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.240,1 triliun, tumbuh 2,8 persen (yoy). Penerimaan perpajakan naik 2,5 persen (yoy) menjadi Rp1.744,6 triliun, dengan penerimaan pajak tumbuh 5,3 persen (yoy) dan kepabeanan serta cukai turun 13,6 persen (yoy). Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meningkat 3,2 persen (yoy) menjadi Rp494,2 triliun.
Meski kondisi APBN secara keseluruhan mengalami defisit, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa realisasi pembiayaan anggaran membaik dengan penurunan 61,8 persen (yoy) menjadi Rp168,5 triliun pada Oktober 2023 dari Rp441,1 triliun pada Oktober 2022.
“Dengan pembiayaan yang turun drastis dibandingkan tahun lalu, kami sedang berupaya mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pendapatan dan belanja negara,” ujar Bendahara Negara. Dilansir antara. Jumat (24/11/2023).
Meskipun terdapat defisit, data ini menunjukkan adanya upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan primer dan mengoptimalkan pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. (len/ant/red)